Bisakah Orang Terkena Penyakit Tifus Berulang?

Tifus atau demam tifoid bisa terjadi pada siapa saja. Penyakit ini perlu ditangani dengan tepat dan tuntas. Jika tidak, ada risiko komplikasi serius. Penyakit tifus juga bisa terjadi berulang, meski pengidapnya merasa sudah sembuh. Pada beberapa kasus, gejala tifus dapat muncul lagi dua minggu setelah demam reda.
Untuk mengatasi hal ini, biasanya dokter akan kembali meresepkan antibiotik, meski gejala yang dialami pengidap tidak separah sebelumnya. Jika setelah menjalani pengobatan masih ditemukan bakteri Salmonella typhi pada feses, pengidap dianjurkan untuk kembali mengonsumsi antibiotik selama 28 hari. Hal ini bertujuan untuk melenyapkan bakteri.
Bahaya Penyakit Tifus yang Perlu Diwaspadai
Tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri tersebut bisa ditemukan dalam air yang terkontaminasi feses pengidap tifus, serta pada makanan atau minuman yang juga terkontaminasi. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kebiasaan jajan sembarangan.
Selain bisa terjadi infeksi berulang, tifus yang tidak diobati dengan baik juga bisa menyebabkan berbagai komplikasi lain, seperti:
1.Perforasi Usus
Tifus yang terlambat diobati dapat memicu perforasi usus. Kondisi ini terjadi ketika usus mengalami perdarahan dan berlubang. Akibatnya, isi usus bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi. Infeksi pada rongga perut kemudian dapat menyebabkan peritonitis, yaitu infeksi pada jaringan yang melapisi bagian dalam perut.
2.Pneumonia
Bakteri penyebab tifus juga bisa memicu pneumonia atau infeksi saluran pernapasan, jika tidak segera ditangani. Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru, yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan kantong udara di dalam paru (alveolus).
Waspadai tifus yang disertai gejala pneumonia seperti kelelahan, demam, nyeri otot, dan nyeri dada. Pneumonia dapat diobati di rumah atau di rumah sakit dengan pantauan dokter. Untuk mengobati pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri penyebab tifus, dokter biasanya meresepkan antibiotik dan obat-obatan lain untuk meredakan gejala.
3.Gangguan Fungsi Jantung
Jika tifus tidak segera ditangani dengan baik, jantung juga dapat ikut bermasalah. Beberapa jenis gangguan fungsi jantung yang dapat terjadi adalah miokarditis atau peradangan otot jantung, endokarditis atau peradangan dinding jantung, serta gagal jantung akut.
Gejala gangguan fungsi jantung yang bisa diwaspadai adalah sulit bernapas ketika berolahraga dan beristirahat, rasa nyeri pada bagian dada, kelelahan, demam, nyeri otot, persendian nyeri dan bengkak, serta jarang buang air kecil.
Menurut jurnal yang dipublikasikan di Cureus Journal of Medical Science, pengobatan untuk mengatasi miokarditis yang diakibatkan oleh tifus sama dengan pengobatan miokarditis pada umumnya. Obat-obatan yang dianjurkan dokter biasanya berfokus untuk mengurangi kerja atau menghilangkan kelebihan cairan di jantung.
Itulah penjelasan mengenai penyakit tifus berulang dan komplikasi lain yang bisa disebabkan oleh penyakit ini. Berbagai komplikasi tersebut tentu bisa dihindari dengan mengobati penyakit tifus secara cepat dan tuntas. Jika mengalami gejala tifus, segera periksakan diri ke dokter.