Mengatasi obesitas pada anak

Mengembalikan kebiasaan makan sesuai usia
Jika saat ini Anda memiliki balita atau anak usia sekolah yang mengalami obesitas, penting untuk segera mengatasi kondisi obesitas ini. Terlebih balita dan anak usia sekolah masih dalam masa pertumbuhan sehingga status gizinya perlu diperhatikan.
Ini karena status gizi anak di masa depan atau saat ia dewasa akan sangat ditentukan oleh kondisinya saat ini. Jadi, yang bisa Anda lakukan saat ini untuk mengatasi obesitas pada anak yakni dengan cara mengembalikan kebiasaan makannya setiap hari sesuai dengan usianya saat ini.
Berikan frekuensi serta porsi makan anak yang tepat sesuai dengan usianya. Jika nantinya asupan kalori harian anak perlu dikurangi, biasanya dokter atau ahli gizi akan membantu merencanakannya dengan baik. Hal ini bertujuan agar si Kecil tidak mengalami kekurangan zat gizi yang dapat menghambat tumbuh kembangnya.
Namun, pastikan perubahan pola makan tersebut tidak membuat anak susah makan.
2. Memberikan makanan dengan diet seimbang
Tetap berikan anak berbagai makanan dengan zat gizi seimbang. Berikut adalah deretan jenis makanan yang direkomendasikan.
Sayuran dan buah-buahan.
Sumber karbohidrat, seperti nasi merah, gandum atau makanan dari gandum utuh (roti gandum dan sereal)
Susu dan produk susu.
Daging, ikan, kacang-kacangan, dan sumber protein tinggi lainnya.
Anak-anak membutuhkan setidaknya 5 porsi sayuran dan buah-buahan setiap hari. Hal ini untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral anak.
Hal tersebut juga untuk mencukupi kebutuhan serat anak agar terhindar dari konstipasi.
Makanan sumber protein diperlukan anak untuk membangun sel-sel dalam tubuh, sedangkan karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi.
3. Konsumsi susu rendah gula
Untuk mengatasi sekaligus mencegah obesitas pada anak adalah membatasi pemberian gula pada makanan dan minuman si kecil. Sebagai contoh, memberikan susu rendah gula yang memiliki kandungan gizi yang lengkap. Susu rendah gula kaya akan kandungan asam lemak omega 3 dan 6 yang mendukung perkembangan otak dan kecerdasan anak.
Memilih susu rendah gula dan kaya nutrisi, mampu memenuhi kebutuhan gizi anak, termasuk untuk tumbuh kembang otak. Risiko obesitas karena asupan gula berlebih juga bisa dihindari dengan memberikan si kecil susu rendah gula.
4. Olahraga bersama
Konsumsi kalori yang terlalu banyak dan tubuh yang tidak bergerak, bisa memicu obesitas pada si kecil. Anda bisa mengatasinya dengan melakukan olahraga atau aktivitas fisik bersama anak. Aktivitas fisik bisa membuat anak bergerak lebih aktif dan membakar kalori yang sudah dikonsumsi dalam sehari.
Kegiatan fisik yang bisa dilakukan bersama anak seperti joging santai, berenang, bersepeda, atau berjalan santai saat pagi atau sore hari.
5. Mengurangi asupan gula dalam sehari
Konsumsi gula yang terlalu banyak bisa memicu obesitas pada anak. Kurangi asupan gula dengan mengganti camilan yang biasanya terlalu banyak gula, seperti cokelat atau es krim, lalu diganti dengan buah.
Anda juga bisa mengurangi porsi nasi putih di waktu anak makan. Nasi putih mengandung kalori tinggi, 100 gram atau satu centong nasi mengandung 100 kalori.
Ketika masuk ke dalam tubuh, kalori diubah menjadi gula. Bila tidak dikurangi, obesitas anak bisa semakin parah.
6. Kurangi waktu menonton TV
Menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar dapat membuat anak menjadi malas untuk bergerak. Hal ini dapat membuat anak lebih mungkin untuk mengalami kenaikan berat badan.
Oleh karena itu, Anda perlu membatasi waktu anak menonton tv, bermain video game, dan kegiatan lainnya. Sebaiknya waktu anak menonton tv tidak lebih dari dua jam dan tidak menaruh tv di kamar tidur anak.
Obesitas pada anak adalah hal penting yang perlu dipahami orangtua, sehingga tidak lagi menganggap bahwa anak gemuk itu sehat.
Selalu cek kesehatan si kecil termasuk mengawasi berat badannya agar tetap sesuai dengan kriteria sehat anak seusianya.