top of page

Mengenal Long Covid

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jika beberapa penyintas yang telah sembuh atau dinyatakan negatif covid-19 masih terus mengalami gejala virus corona. Studi menunjukkan, 1 dari 10 kasus Covid-19 berpotensi memiliki gejala virus corona yang berkepanjangan, satu bulan setelah infeksi. Yang berarti, jutaan orang mungkin menderita Long Covid alias mengalami gejala virus corona yang berkelanjutan.

Sedikit yang diketahui tentang mengapa beberapa orang, setelah melalui fase akut Covid-19, menderita gejala virus corona yang berkelanjutan, termasuk kelelahan, kabut otak, serta gangguan jantung dan neurologis. Karena itu, Gail Carson, Director of Network Development International Severe Acute Respiratory and Emerging Infection Consortium (ISARIC) yang berbasis di Inggris, memperingatkan, "Long Covid bisa menjadi pandemi dalam pandemi".


Melansir jurnal The Lancet, mereka melakukan studi terhadap 2.469 pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan pulang dari Rumahsakit Jin Yin-tan, Wuhan, China, antara 7 Januari dan 29 Mei 2020.

Tapi, saat melakukan studi lanjut dari 16 Juni hingga 3 September 2020, hanya 1.733 penyintas Covid-19 yang ikut serta. Yang lain tidak ikut dengan berbagai alasan.

Hasilnya, 63% pasien masih mengalami kelelahan atau kelemahan otot, 26% kesulitan tidur, dan 23% kecemasan atau depresi. Ketiga gelaja virus corona ini menjadi gejala yang paling umum penyintas Covid-19 alami.

Sementara pasien Covid-19 dengan penyakit yang lebih parah selama menjalani perawatan di rumahsakit mengalami peningkatan kapasitas difusi paru dan manifestasi pencitraan dada yang abnormal.

"Dan, ini adalah pasien yang merupakan populasi target utama untuk intervensi pemulihan jangka panjang," kata para peneliti.

31 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page