top of page

Mengenal Obestitas pada Anak



Tahukah sahabat, Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, 41 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Obesitas adalah penumpukan lemak esktra di tubuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke di masa depan.


Bagi anak yang berusia kurang dari 5 tahun, berat badan ideal diukur lewat kurva yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan Indonesia seperti tabel di bawah ini.

Berat badan si kecil yang lebih dari rentang tersebut menandakan anak kelebihan berat badan atau obesitas.


Untuk anak di atas 5 tahun, tanda ia mengalami obesitas bisa dilihat pada tabel di bawah ini, berdasarkan tolok ukur Center for Disease Control and Prevention (CDC).


Penyebab dan faktor risiko obesitas pada anak

Gaya hidup seperti asupan kalori anak yang melebihi Angka Kecukupan Gizi dan malas bergerak adalah penyebab utama obesitas pada si kecil.


Akan tetapi, beberapa faktor berikut ini turut meningkatkan risiko kenaikan berat badan.


1. Pola makan yang buruk

Konsumsi makanan tinggi kalori, seperti makanan cepat saji, minuman manis, atau makanan kemasan dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada anak karena jenis makanan dan minuman ini cenderung tinggi gula.


2. Kurang gerak

Anak yang jarang bergerak lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan karena mereka tidak membakar banyak kalori. Si kecil mungkin lebih memilih menghabiskan waktunya untuk nonton televisi atau bermain game.


3. Genetika

Anak yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi obesitas, lebih mungkin mengembangkannya di kemudian hari. Risiko obesitas akan semakin bertambah besar jika memang gaya hidup anak juga tidak sehat. Jadi, anak lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan.


4. Faktor psikologi

Stres pribadi, orang tua, dan keluarga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Beberapa anak makan berlebihan untuk mengatasi masalah atau untuk mengatasi emosi, seperti stres atau untuk melawan kebosanan.


5. Faktor sosial ekonomi

Anak-anak dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah lebih mungkin mengonsumsi makanan tidak sehat, contohnya makanan siap saji. Orangtua mereka cenderung sibuk bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga tidak punya cukup waktu untuk menyiapkan makanan bergizi seimbang. Kesibukan orangtua juga bisa membuat asupan kalori anak tidak diawasi dengan baik.


6. Penggunaan obat tertentu

Beberapa obat resep dapat meningkatkan risiko mengembangkan obesitas. Obat-obatan tersebut termasuk prednison, lithium, amitriptyline, paroxetine (Paxil), gabapentin (Neurontin, Gralise, Horizant) dan propranolol (Inderal, Hemangeol).


Hal ini bisa saja terjadi pada anak jika ia memang memiliki masalah kesehatan tertentu yang mengharuskan konsumsi obat-obatan.

2 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page